Pasca kejadian hilangnya kacamata ketika ikut lari di MSC saya semakin memberanikan diri buat lasik. Saat itu, turun dari Puncak Arjuno menuju Budug Asu, melewati jalur yang curam dan terjal pada malam hari, kacamata yang saya simpan di vest terjatuh. Lho kenapa disimpan di vest? Karena hujan dan kabut gaes, terpaksa saya simpan dulu karena kacamata yang kena air hujan itu malah bikin pandangan makin gak jelas. Untung bawa kacamata cadangan
Belum lagi berjuta kisah kacamata hilang, kacamata patah dan sebagainya, rasanya juga gak terhitung berapa kali saya beli kacamata di marketplace. Tentunya dengan harga yang terjangkau, karena saya termasuk 'hardcore' kalau soal urusan merawat barang.
Akhirnya di bulan Oktober 2022 saya memberanikan diri nanya nanya ke Klinik Mata Nusantara di Kebonjeruk by WA tentang tindakan lasik, mulai dari harga, risiko, dokter dan tentu saja PROMO 😁
Ternyata ada dan promonya lumayan dapat potongan 10 jutaan. Tapiii promo ini tidak termasuk ini itu, yang kalau ditotal-total sih ya sama aja. Proses registrasi sangat mudah, saya cukup korespondensi lewat WA, diminta data diri, memilih dokter mata dan tanggal tindakan lasik (saya memilih di pertengahan Januari 2023)
18 Januari 2023
Sekian bulan kemudian saat yang ditunggu tiba. Saya ditemani Bapak, menuju ke KMN Kebonjeruk. Oh ya, sebelum lasik saya harus menyertakan hasil negatif antigen Covid19. Untuk registrasi ulang, saya langsung menuju lantai 3. Sudah ramai pasien dan pendamping ternyata.Ruang tunggunya cukup nyaman, tersedia cemilan, minuman dan alat pembuat kopi.
Tes pra lasik:
- Topografi (pemetaan) kornea
- Pemeriksaan produksi air mata
- Pengukuran ketebalan kornea
- Specular microscope
- Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan mata secara fisik.
Di antara semua tes di atas, tes yang paling menegangkan bagi saya adalah tes tekanan bola mata. Mata ditiup oleh alat dan rasanya geli.
Kemudian tiba saatnya cek mata secara fisik oleh Dokter Nila. Sebelumnya mata saya di obat tetes mata yang membuat bukaan pupil melebar. Kenapa dibuat lebar? Supaya dokter bisa memeriksa bagian dalam bola mata. Efeknya, mata terasa sangat silau melihat cahaya, dan pandangan jarak dekat menjadi blur.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui retina di bola mata kanan saya ternyata agak tipis sehingga akan sangat berisiko kalau di lasik. Dokter Nila kemudian mengarahkan saya diperiksa oleh Dokter Eko spesialis retina. Hasilnya??? Mata kanan saya belum bisa dilasik. Supaya bisa dilasik, mata saya harus dilaser supaya retinanya kuat ketika proses lasik berlangsung.
Saya minta waktu ke dokter dulu buat konsul ke bapak. Dokter Eko ngeyakinin kalau laser retina itu ga sakit dan sudah bolehh beraktivitas.
Akhirnya, saya memutuskan untuk menerima tindakan laser retina. Walaupun dengan biaya yang cukup mahal 😓.
Bagaimana rasanya di laser retina? Setiap orang berbeda beda ya gaes, tapi bagi saya rasanya nyeri. Bagian belakang bola mata rasanya kayak ditekan pake ujung jari. Tembakan lasernya ini gak cuma sekali aja, berkali kali. Setelah laser selesai, pandangan mata kanan saya berkabut dan jadi berwarna agak ungu. Setelah dua jam sudah normal lagi seperti gak kerasa kalau pernah laser retina.
Tanggal 8 Februari 2023 jam 4 sore saya dijadwalkan buat kontrol lagi, apakah ada progress dari kondisi retina saya yang tipis.
![]() |
Yaa kira kira semacam ini lah laser retinanya |
8 Februari 2023, 20 detik terlama dalam hidup
Jam 4 sore saya datang untuk kontrol kondisi retina saya ke Dokter Eko. Kembali lagi, saya diteteskan obat pelebar pupil mata. Berdasarkan hasil pemeriksaan, mata saya sekarang sudah bisa untuk dilasik. Kembali Dokter Nila yang memeriksa saya, dan beliaupun menyatakan mata saya bisa dilasik hari ini. Saya dijadwalkan untuk lasik malam hari sekitar jam 19:00 sambil menunggu pupil saya mengecil. Proses mengecilnya pupil ini bisa 3-4 jam.
perhatikan ukuran pupil saya yang berbeda |
Saya masuk ke ruangan operasi melepas sepatu, jam tangan, dompet dan aksesoris lain. Perawat mempersilakan saya mengenakan baju operasi penutup kepala dan duduk di meja yang cukup nyaman, setelah itu dia meneteskan obat bius di mata, jadi lasik ini cuma bius lokal di mata ya gesss. Ternyata mas perawatnya asli Jogja dan kami sempat mengobrol lama.
Akhirnya waktu yang dinanti tiba. Gara gara laser retina kemarin, saya jadi lebih gugup menghadapi lasik ini. Proses lasiknya kira kira seperti ini.
Mata saya diganjel supaya gak berkedip dan perawat meneteskan pelembab supaya mata gak kering. Di samping kanan kiri tempat tidur terdapat dua alat. Sebelah kiri mesin pembuat flap, sementara yang kanan mesin lasernya. Tempat tidur digeser ke kiri untuk proses pembuatan flap. Ketika alat didekatkan ke muka terdapat titik hijau yang dikelilingi titik titik merah. Saya harus fokus ke titik hijau. Flap berhasil dibuat, dan pandangan saya menjadi blur. Wkwkwkwk kengerian sudah dimulai. Dokter dan perawat selalu meyakinkan saya semua proses berjalan dengan baik dan saya diminta untuk tenang.
Proses pembuatan flap ini sebenernya gak sakit, yang bikin geli ngeri ngeri sedap itu ketika dokter 'ngorek'ngorek' flap yang dibuat tadi 😁. Tempat tidur di geser ke kanan untuk dilaser. Dokter dengan tegas meminta saya supaya anteng fokus ke titik hijau karena bagian inilah minus mata saya dikoreksi. Laser menyala sekitar 10 detik, dan bau gosong sangat menyengat mulai terasa dihidung. Proses lasernya juga gak sakit, lagi lagi yang sakit adalah ketika dokter mengorek ngorek mata saya buat nutup kembali flap mata yang dibuat.
Itu baru satu mata gaesssss 😁. Proses yang sama untuk satu mata lainnya. Di tahap akhir, dokter memasang soft lens yang berfungsi untuk perban. Setelah lasik, pandangan mata gak langsung pulih kayak pas pakai kacamata. Tulisan jauh keliatan, tapi pandangan terasa berkabut belum lagi efek Halo & Starburst kalau liat lampu.
Ngerasa aneh sama kondisi mata karena gak menyangka juga lasik langsung dilakukan hari ini. Padahal niatnya cuma kontrol retina aja. Setelah proses administrasi dan pembayaran selesai, saya dapat :
- Cup eye yang harus dipakai buat tidur supaya mata ga kekucek
- Kacamata item buat mencegah silau & debu
- Obat tetes antibiotik yang harus ditetes setiap 3 jam sekali
- Obat tetes anti radang yang harus ditetes setiap 3 jam sekali
- Obat tetes Pelembab mata yang harus ditetes setiap 3 jam sekali
- Beberapa lembar kertas petunjuk pemakaian obat dan efek yang dirasakan pasca lasik
Oh ya setelah lasik saya harus menjalani beberapa kali kontrol. H+1, H+7, H+30. Untungnya saya lasik pas malam, jadi setelah pulang langsung saua tidur.
Kontrol H+1
Kondisi mata masih berkabut tapi gak separah tadi malam. Dokter memeriksa kembali kornea dan retina mata saya. Syukurlah tidak ada masalah, lalu softlens di lepas. Ternyata softlense inilah biang kerok rasa kelilipan di mata.
H+2
Kabut sudah menghilang, sudah mulai aktif bermain HP & laptop, bahkan sudah masuk kerja. 15 meter di depan meja saya ada sebuah jam, tapi angka angkanya masih belum jelas.
Kontrol H+7
Mata sudah membaik tapi efek starburst masih ada. Efek ini harus saya rasakan selama 3 bulan dan sebenernya ga terlalu bermasalah bagi saya. Toh saya bukan pekerja malam yang harus jalan2 di kegelapan malam. Kontrol ini menjadi kontrol yg terakhir bagi saya. Setelah itu gak ada lagi kontrol. Walaupun klinik menyaran kan supaya 1 bulan lagi saya kontrol (jangan ditiru ya)
Kondisi 3 bulan setelah lasik
Efek starburst sudah minim sekali mendekati normal. Pandangan semakin tajam dan sudah bisa beraktivitas naik turun gunung.
Kalau ditotal saya menghabiskan 30 jutaan 😌
Apakah worthed? Bagi saya penyuka kegiatan outdoor naik turun gunung terutama, sangat sangat puas pasca tindakan lasik. Sudah ga repot lagi ngelap kacamata, nyari kacamata atau ngolesin sabun cair supaya kacamata gak berembun 😀 bisa nyetir motor pas keadaan hujan.
Intinya lebih safety aja.