Ikut CTC ini sebenarnya dalam rangka menghibur diri pasca DNF Rinjani100 π
Berhubung kaki masih sehat walafiat seminggu pasca lari di Rinjani100, saya milih ikut Coast to Coast alias CTC Trail Run di Jogja. Kategori yang saya ikuti yaitu70 km adalah rute terjauh CTC tahun 2022 dengan elevation gain 2000-an meter yang menurut saya lumayan datar (padahaaaal mah tetep aja nyiksa). Cut off time (COT)nya 16 jam artinya saya harus menyelesaikan 70 km ini dalam waktu 16 jam. Oh ya saya dapat slot ini hibah dari Bang Altri, temen lari waktu di CTC. Tapi udah lapor ke panitia buat ganti nama ya, so ini legal. Cuma kaosnya doang yang dapet ukuran L.... Kek pake karung...
Start time dimulai jam 18:00 WIB, ini pertama kali saya ikut trail run mulainya sore (biasanya tengah malam). Start line CTC ada di Museum Geospasial di kawasan Gumuk Pasir Parangkusumo Kabupaten Bantul.
Saya sampai di tempat ini sore sekitar jam 15, so masih ada waktu buat ambil racepack dan istirahat sebelum start. Oiya saya dijenguk sama Mbak Yunda, teman lari waktu ikut Run to Care Larantuka Maumere. Mbak Yunda bawain bekal bengbeng & Inaco Jelly, makanan kesukaan saya kalau lari. Thanks Mbak Yun
Ayee ketemu lagi sama Mbak Yunda |
Inaco Jellynya mantap, makasih Mbak Yun |
Persiapan |
Dari beberapa informasi yang saya dapat, CTC kategori 70km ini lumayan mepet waktu COTnya. Saya disarankan, supaya jangan terlalu lama berhenti di water station (WS) dan harus sampai di Gumuk Pasir sebelum jam 8 pagi, kalau nggak, siap siap saja kepanasan di Gumuk Pasir.
Start pun dimulai, dan saya selalu milih berada di bagian paling belakang. Keluar dari Museum Geospasial saya harus berlari di pinggir pantai selatan sejauh kurang lebih 4 km menuju Parangtritis dengan medan berpasir. Bagian ini cukup berat karena pasirnya halus. Yang menyebalkan, sepatu saya harus basah karena menyeberang muara sungai, gak ada jembatan apalagi pijakan khusus buat menghindar dari air sungai ini.
Nah nah, baru aja mulai udah becek becekan di muara sungai |
Suasana lumayan seru, karena bisa menikmati suasana pantai dengan deburan ombak yang cukup kencang. Dan yang gak kalah seru, melewati orang pacaran di kegelapan pantai Parangtritis π Anjaylah mereka peluk pelukan
Setelah melewati tanjakan aspal, maka selamat datang di jalur trail sesungguhnya. Ladang warga dengan jalur setapak bebatuan khas Gunungkidul. Elevasi lumayan landai, memacu semua peserta buat saling ngebut. Tapi disinilah tantangannya, hahaha. CTC bukan susur pantai ya, tapi susur kebon!!
Semangka, masih jadi buah favorit setiap race |
Saking pada ngebutnya, banyak yang tidak memperhatikan marka. Jadi marka di CTC ada 3 jenis, marka tali plastik merah putih, marka reflektor, dan marka potongan kertas. Sering kali marka-marka itu dipasang agak renggang atau tertutup ranting pohon. Banyak yang nyasar berjamaah atau kebingungan mencari tanda marka.
Jalur yang bebatuan juga sebenarnya agak riskan dibuat lari, banyak yang kesandung π seru lah pokokknya. Sampai akhirnya giliran saya yang kena apes. Di dekat kandang sapi warga, saya terperosok jatuh dan bagian kaki tergores tanaman berduri yang bikin perih kulit.
Akibat tergores duri, gak ilang ilang sampe 4 hari |
Di WS4 Headlamp saya bermasalah. Untungnya saya dipinjamkan lampu dari pelari lain, namanya Mas Gery.
Nyantai dulu di WS |
Di WS Goa Cerme hujan lebat mengguyur deras. Ketika banyak pelari lain masih berteduh, saya langsung tancap gas karena khawatir sampai di Gumuk Pasir terlalu siang. Awalnya saya memakai jas hujan, tapi karena dibawa gerak, hawanya panas (sumuk) banget, akhirnya saya lepas lagi. Ternyata setelah basah kuyup karena hujan, badan jadi lebih segar πlari terasa enteng. Mungkin karena saya mandi terakhir di hari jumat π
Dalam kondisi hujan itu kembali melewati tanjakan di hutan, ladang dan sawah. Di beberapa bagian, jalur lari jadi semacam kalen/sungai kecil berbatu. Hujan lebatnya disertai petir & kilat. Di daerah agak terbuka saya ragu melangkah karena, khawatir kesambar petir, deket banget kilatnya.
Rute CTC ini cukup banyak tanjakan aspal/semen. Jalanan model begini bagi saya lebih susah dari tanjakan offroad. Tapi berkat Rinjani100 saya sudah bisa mulai mengontrol langkah dan nafas. Tanjakan terjal di Puncak Surotopo pun jadi terasa mudah,✌.
Di daerah Dringo rute lari melewati pemakaman yang suasananya angker banget. Dari pemakaman itu saya harus turun melewati jalur yang super terjal & licin persis sebelah barat Grojokan Pucung. Entah berapa kali saya terpeleset di jalur tanah. Pantat udah gak karuan rasanya, belum lagi bekas lecet gara-gara jatuh di kandang sapi tadi, kena rumput, makin kerasa perih. Setelah turun sampai bawah, kena rute datar, dan jalur kembali menanjak curam yang ujungnya balik lagi ke pemakaman yang tadi saya lewatin π, bangke emang.
Menjelang matahari terbit, akhirnya saya sampai di WS9. Karena suasana tidak terlalu panas, saya cukup lari lari kecil menuju garis finish karena kaki rasanya udah mulai gak karuan. Hujan lebat yang mengguyur semalaman membuat gumuk pasir menjadi lebih padat sehingga lebih nyaman dilewati.
Karena habis hujan, gumuk pasirnya jadi padat |
Selepas WS9 semua kategori numpuk jadi satu jalur, antri cuy. Karena batas COT masih lama, saya jalan kaki dengan santai sambil menikmati suasana Gumuk Pasir yang syahdu π. Fotografer bertebaran, tapi yang official dikit banget ternyata.
Ekspresi bahagia menjelang garis finish, thanks Kang Bison buat foto kerennya |
Finally, saya finish sekitar jam 8 dari batas COT jam 10. Dari sekitar 60an peserta kategori 70, saya ada diurutan 13. Alhamdulilah kaki aman terkendali, gak ada blister, kaos kaki PDL TNI emang mantab beut. Awalnya saya agak meremehkan CTC karena elevasinya yang cuma sekitar 2000-an. Bandingkan dengan Rinjani 100, jarak 70km dengan elevasi hampir 3 kali lipatnya CTC.
Yeaay Finish |
Dengan batas COT 16 jam sejauh 70 km memang agak mepet, apalagi kalau sudah di Gumuk Pasir pas siang, wah bisa kerja keras banget buat sampai finish.
Foto bareng temen-temen BPJS Kesehatan Runners, ada Mbak Silo dan Mas Anthonius |
Foto bareng sama (alm) Kang Saiful yang ikut juga kategori 70 km, btw ini adalah foto terakhir saya sama beliau π’ |
Rute Lari CTC 70km