Ring of Sindoro : 55 KM Berlari Mengelilingi Gunung Sindoro
pada tanggal
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Sebenernya rencana longrun awal tahun ini adalah Banyuwangi to Sempol, rute udah dibuat jauh jauh hari terpaksa batal karena jadwal mepet dapet kegiatan mendadak dari kantor. Akhirnya pilih rute Ring of Sindoro, (counter clockwise) dengan estimasi awal 51 km. Rute nya yaitu Gunung Sumbing jalur Garung - Bansari - Liyangan - Tambi - Lengkong - Bedakah - dan kembali lagi ke Garung, , rute ini yang lebih masuk akal sama kemampuan diri 🤣 walaupun setelah dilariin ternyata jaraknya 55 km lebih dan elevation gain nya nyiksa banget, sampe 1.700 an. Malah lebih tinggi dari CTC 50km yang cuma 1.300 an
Mulai bertarung dengan diri sendiri Titik start di Basecamp Berlin sekaligus tempat saya menginap sebelum berlaru. Basecampnya bersih banget bekas gudang tembakau (lokasi Basecamp Berlin). Di basecamp ini juga tersedia makan 24 jam. Yang punya basecamp adalah Mas Febri yang juga aktif di Stickpala, komunitas pengelola jalur pendakian Sumbing via Garung. Lokasi Basecamp Berlin juga deket banget sama loket registrasi pendakian.
Jalan raya Kledung sekitar jam 4 pagi, sepi dan agak berkabut
Saya mulai lari jam 4 pagi. Suasana saat itu masih berkabut. Oh ya saya sempet jajan dan mengisi perbekalan di Alfamart Kledung.
Rute 10 km pertama cenderung menurun. Saya melintasi jalan raya yang menghubungkan Temanggung dan Wonosobo via Kledung. Meski lumayan sepi, saya harus berhati hati dengan truk yang seringkali ngebut. Di daerah Kwadungan saya belok kiri melintasi jalur pedesaan yang ada di kaki Sindoro sisi timur.
di belakang saya adalah Gunung Sumbing
Oh ya jalur yang saya lewati ini melewati desa-desa yang ada di Lereng Sindoro. Saya sengaja memilih rute ini supaya tidak terlalu jauh. Awalnya sih pengen lewat jalan raya utama sampai Parakan. Cuma saya mempertimbangkan jarak dan padatnya kendaraan.
Jalan yang saya lewati sebagian besar aspal dan mulus banget 😀. Begini nih kalau Dana Desa dimanfaatkan dengan benar. Pola pemukiman di daerah sini khas banget, antar desa dipisahkan lembah sungai. Inilah yang membuat kontur jalan yang saya lewatin banyak naik turun. Tapi seru banget sih.
mampir ke Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Sindoro, sebenernya saya salah jalur dan harusnya gak lewat sini 😅
Melewati Gapura Rejosari yang berlatar Gunung Sindoro
Suasana pedesaan yang masih asri
Walau ada di pedesaan kaki gunung, rumah-rumah penduduk sini gede banget 😅
Jalanan menurun selesai di kawasan Liyangan, tepatnya ketika memasuki jalan raya Temanggung - Wonosobo via Tambi. Karena setelah Liyangan sampai ke Kebun Teh Sikatok, jalur akan menanjak terus tanpa ampun. Oh ya sebenernya ada situs sejarah di Liyangan, yaitu sebuah kerajaan yang musnah karena letusan Gunung Sindoro. Tapi sayangnya, situs tersebut gak dilewatin sama rute Ring of Sindoro yang saya buat.
Walau gak ke situs sejarah Liyangan, tapi puas foto di sini. Di fotoin sama mbah mbah yang kayaknya gak pernah megang hp. Dari sekian banyak foto yang beliau ambil, cuma ini foto yang bener 😅
ternyata titik nol Kali Progo ada di lereng Gunung Sindoro
Setelah melewati Gapura Wisata Kebun Teh Tambi, jalanan menurun sampai jalan raya Dieng - Wonosobo. Karena hari mulai siang, kendaraan semakin ramai. Oh ya kalau lewat jalan yang ramai saya selalu lari di sisi lawan arah.
Kebun Teh Kejajar, saya minta tolong difoto sama orang yang lagi pacaran 😅
Selama lari di turunan panjang itu saya lewat hamparan kebon teh Kejajar, Tambi dan Sikatok yang udah eksis sejak jaman Belanda. 95% rutenya aspal, malah mulus banget. Recomend banget sepedaan kalau gak kuat lari.
melewati pabrik teh Tambi yang udah ada sejak 1885
Walaupun tanjakannya panjang, segmen paling berat itu justru ada di daerah Garung 😅. Garung yang saya maksud bukan Garung Basecamp Sumbing, tapi daerah Kecamatan Garung yang ada di lereng barat Sindoro. Selain jalurnya naik turun, kondisi cuaca yang sangat terik bikin kulit wajah saya kebakar, wkwkwkw. Apalagi rute yang saya lewatin di segmen ini adalah perkebunan sayur yang gak ada pohon rindangnya. Saya emang paling gak suka lari pake topi, agak kurang nyaman. Untungnya saya sering barengan sama anak-anak yang pulang sekolah jadi ada temen ngobrol.
Gunung Sindoro dari sisi barat
Ketika bener-bener gak tahan sama suhu terik, saya mampir ke salah satu rumah warga minta air segayung buat nyiram kepala & badan. Beuuuh seger banget. Nyiram air ini sering saya lakukan kalau lagi lari dalam keadaan terik supaya terhindar dari heat stroke.
Paling seneng kalau lewat lembah sungai begini, pasti banyak pohon rindang. Ini kalau gak salah sudah mendekati Desa Lengkong, salah satu basecamp pendakian Gunung Kembang
Di tengah siang yang terik akhirnya saya sampai di perkebunan teh Bedakah. Saya sempat mampir di warung Mbak Sri yang terletak di tengah tengah perkebunan teh. Kalau sudah sampai Bedakah, jarak ke titik start di Basecamp Garung gak akan lama lagi.
mampir di Warung Mbak Sri buat minum teh anget, difotoin langsung sama Mbak Sri nya 😁
Setelah 9 jam 21 menit, akhirnya saya sampai di titik finish, kembali lagi ke Basecamp Berlin. Jaraknya ternyata 55,74 km, nyaris 5 km lebih dari estimasi 😂. Ini pasti gara gara salah jalur di Pos PGA Sindoro, saya agak memutar ke bawah. Saya juga gak nyangka kalau elevation gainnya sampe 1700 meter 😅 Pantes kok berat banget padahal gak ada offroad naik gunung sama sekali.
Overall, long run kali ini lebih menyenangkan dari pada beberapa long run sebelumnya (saya pernah lari Denpasar - Bedugul 50 km, keliling Kota Kupang 50 km). Long Run ini juga sebagai persiapan menghadapi Rinjani100 di bulan Mei nanti. Setelah Ring of Sindoro, kayaknya bakal nyoba juga rute Ring of Sumbing yang udah saya buat 😅. Asli, lari ngelilingin gunung ini bener bener ngangenin apalagi Sindoro Sumbing yang pemandangannya keren banget.
Grafik elevasi Ring of Sindoro, yang paling tinggi itu titiknya ada di Gapura Wisata Tambi 1800an mdpl
Oh ya lari ini saya lakukan sendirian, self support, dengan mandatory gear yang sama persis dengan persyaratan SLU. Sepatu pakai Hoka Speedgoat 6 (sepatu trail buat rute yang 99% jalur aspal dan semen 😅). WS bisa jajan di warung, kalau ke toilet bisa ke masjid, dan semua tersedia di masing-masing desa yang dilewatin. Selama lari selalu update story di IG supaya keluarga/saudara tau kondisi saya. Dan kalau ada apa-apa, posisi saya bisa terlacak.