Pengalaman perdana ikut Mantra Summit Challange alias @msc116 tahun 2019, saat itu saya pilih kategori 55 km. Arjuno Welirang menjadi gunung pertama yang saya daki di Jawa Timur. Sayang sekali, sampai Welirang masih gelap, dan di Arjuno tidak melewati titik tertingginya yang legendaris itu, Puncak Batu Ogal Agil. Race rapih, marka sangat jelas, dan logistik melimpah. Keterlibatan personil militer (Yonko Paskhas 464) membuat saya lebih merasa safety. MSC 2019 adalah even trail pertama yang berhasil saya selesaikan sampai garis finish under COT.
Ikut lagi di tahun 2022, sebagai peserta kategori 116 km, saat itu alasannya ingin berada di Welirang dan Bukit Lincing ketika sunrise, serta merasakan pengalaman pendakian di jalur Sumber Brantas. Lagi lagi, titik tertinggi Arjuno terlewatkan jadi walaupun berhasil finish, masih ada rasa mengganjal.
Tahun 2023, rencana absen dulu jadi peserta Mantra karena pengen mendaki Arjuno sampai titik tertingginya lewat jalur Lawang. Kenapa Lawang? Karena ingin mendirikan tenda di Lincing. 2022 saya nyaris dibuat menyerah saat rute kategori 116 kembali menanjak di Bukit Lincing. Untungnya saat berada di Puncak Lincing, bertepatan dengan sunrise dan pemandangannya cuuy, ajib. Makanya wajib banget bisa kemping di sini. Beberapa hari sebelum race, Kang Bison ngide supaya join aja Mantra116 jadi kang foto. Ga lama kemudian dikontak Om Sukey kalau Mantra butuh volunteer Fotografer dan langsung menempatkan saya di Candi Sepilar Jalur Pendakian Purwosari.
Damn, 😂😂 edan, GAK BAHAYA TA? jalur paling angker kata Tiktod, saya ini walau ga percaya amat hal mistis, tetep jiper kalau dah berhadapan sama patung patung nenek moyang, apalagi ini di tengah hutan wooi. Kenapa harus sayaaa 🤣 ditambah Mas Heru bilang, ini suatu kehormatan karena menjadi fotografer di iconnya Mantra116.
Mampir dulu ke Mojokerto minjem motor ke temen kerja |
Sampe juga di Kaliandra, dulu jadi peserta, sekarang jadi kang foto |
Kaliandra - Puthuk Lesung, lewati makadam |
Nyangkut gaes mobilnya |
Dinamakan Puthuk Lesung karena terdapat lesung (alas tumbuk padi) yang terbuat dari batu andesit |
Pos 3 Eyang Sakri |
Capek njiiir bawa dua tas |
Patung Eyang Semar, konon katanya ini adalah penggambaran Semar dalam tokoh punakawan paling original |
Sampai Sepilar Sabtu jam 12 siang. Di briefing fotografer, estimasi pelari pertama yg sampe Sepilar adalah minggu dini hari jam 01.00. Berarti cukup banget ini mah tipis tipis ke Puncak Arjuno. Ngajak slah satu volunteer, Dek @faisal.setiawan30 yang ngakunya belum pernah ke Puncak Arjuno. Estimasi pendakian kalau menurut Mas @agiesta_tetsuya 4 jam.
Selama pendakian, Faisal bener bener mepet di belakang saya. Bahkan saya bilang agak jauhan karena mau ngentut, dia tetep rapet. Edan ni bocah kayaknya trail runners tulen nih, atau karena takut sendirian dia ya 😂 tapi pengakuan belum pernah naik gunung kayaknya omong kosong.
Setelah sempat diguyur hujan, akhirnya sampai lah kita di Puncak Ogal Agil jam 16.30, cuacanya bagus walau angin agak kenceng, sunset ga perfect tapi lumayan lah. Oiya pas mendekati puncak, kami lewat jalur yang berbeda dengan rute Mantra.
Flashback ke awal saya ditempatkan di Candi Sepilar, ada perasaan senang, karena suatu kehormatan bisa ada di iconnya Mantra. Tapi saya ngerasa ditumbalin ðŸ˜. Untungnya Mas Agis, Mas Tatok, Mas Yunsa, dan Mas Fasial dengan setia kawannya selalu nemenin saya dalam kegelapan arca Dwarapala.
Turun lagi sampai Sepilar jam 7 malam, cukuplah tidur sampe jam 1, yang KATANYA pelari pertama bakal sampe. Ternyata gak sesuai Briefing gaess
Baru tidur sebentar, WS Sepilar heboh karena dapet info Kang @arief.wismoyono udah masuk Sumber Batu 😂 belum persiapan equipment lighting sama sekali karena Arca Dwarapala itu bener2 gelap dan ketutup pepohonan. Jam 21:00 beneran kang Arif dah sampe wkwkwk
Kang Arief Wismoyo, Peserta kategori 116 km yang pertama kali sampai |
Setengah jam kemudian Mas @rachmatseptiyanto yang rada halu nyusul, pake salaman segala kek orang mau lebaran 😂
Mas Rahmat pelari kedua kategori 116 km |
Dan seterusnya pelari kategori 30A berduyun duyun turun gunung sampai jam 14.00. Dari Sabtu dini hari ga tidur blas karena FG di Sepilar cuma saya sendirian. Jam 14 harus segera turun karena kereta saya dari Stasiun Mojokerto jam 20.35. Puthuk Lesung - Kaliandra saya jalan kaki bawa carrier & 1 tas lewat makadam gara2 insiden Mobil Panitia Mogok 🤣
Sampe Kaliandra saya langsung motoran, navigasi google map lewat jalur Trawas supaya deket. Apesnya, entah kenapa di tengah jalan Gmaps ngubah rute jadi lewat Watukosek, melewati jalan raya yang muacet. Jam 19.00 saya cancel tiket kereta karena ga mungkin bisa sampe Stasiun Mojokerto sebelum jam 20.35. Beneran, sampe Mojokerto jam 21.00. Mampir ke BPJS Mojokerto balikin motor si @SatriaCW satu jam cari akal gimana caranya Senin sampe Jakarta. Akhirnya malam itu juga gass pol ke Surabaya, dan Lion Air menyelamatkan hari Senin saya 😂