Cerita Pendakian Gunung Prau Jalur Patak Banteng Yang Kedua Kali


Lautan awan menghampar, tampak Puncak Sindoro dan Sumbing. Tampak tenda di sekitar Bukit Rindu jalur pendakian Wates, Gunung Prau

Ini kunjungan kedua saya ke Gunung Prau. Sebelumnya di tahun 2018, pernah kesini tapi cuaca kurang begitu bagus, awan mendung sepanjang hari, dan tidak ada golden sunrise seperti yang saya harapkan. 
Sama seperti 4 tahun lalu, kali ini saya ke Gunung Prau lewat jalur Patak Banteng. Jalur ini dapat mudah diakses menggunakan kendaraan umum. 
Dari Jakarta saya naik bus ke Terminal Mendolo, Wonosobo. Lalu naik bus kecil jurusan Dieng dengan tarif Rp. 25.000. Kalau hari Sabtu pagi, biasanya bus kecil ini dipenuhi pendaki dari luar kota. Bus akan berhenti di Desa Patak Banteng, lalu tinggal jalan kaki ke basecamp pendakian.
Terminal Wonosobo, weekend vibes, penuh pendaki

interior bus kecil jurusan Dieng-Wonosobo yang saya ambil pas pulang
Di basecamp Patak Banteng saya langsung registrasi. 
Jam 12 siang saya berangkat memulai pendakian. Sampai lokasi kemah, kurang lebih 1,5 jam. 
Ketika akhir pekan Gunung Prau rame banget. Ya maklum aja, gunung ini banyak plusnya, gampang diakses kendaraan umum, jarak pendakian yang gak terlalu jauh, tapi pemandangannya, luar biasa keren.
Kali ini saya mendapatkan sesi lautan awan, walaupun untuk Gunung Prau, lautan awan membuat pemandangan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing jadi kurang keren, karena cuma keliatan pucuknya aja. Padahal kalau seluruh tubuh Gunung Sindoro keliatan, wah ajib banget.
Suasana dalam basecamp

Cuaca bulan Agustus dinginnya kebangetan 

Langit cerah tapi tetep kabutan


Gunung Pakuwaja

Tentu saja, ke Gunung Prau pengen liat pemandangan ini

pemandangan sunrise

pemandangan sunrise

Video 360 Pendakian Gunung Prau Jalur Patak Banteng