Part sebelumnya ada di sini
Kami merencanakan summit ke puncak Merbabu jam 3 dini hari. Tapi apa daya, hujan plus angin terus mengguyur Pos Pemancar. Kabut juga datang silih berganti membuat kami semua yang ada di tenda gak yakin bisa menikmati sunrise yang cerah 😂. Opsi terburuknya, ya balik lagi ke basecamp.
Kabar baiknya, jam 4 hujan berhenti, kami bersiap siap muncak meskipun kabut masih pekat. Cahaya bulan purnama terlihat samar samar, tapi terkadang terlihat jelas begitu awan menyingkir, bahkan cahaya bulan malam itu dapat menyinari puncak Merbabu.
Semua dari kami tidak ada yang pernah melalui jalur ini ke Puncak Merbabu. Apesnya saya diminta berada di paling depan sambil mencari jalan, 👺. Headlamp dalam kondisi agak redup karena belum saya ganti baterainya sejak seminggu lalu pulang dari Gunung Gede. Untungnya saya pakai aplikasi map offline Orux Map plus rute format GPX jalur pendakian Thekelan yang cukup akurat.
Pemandangan Kota Salatiga, Rawapening, dan Telomoyo |
Secara umum jalur pendakian menuju puncak Merbabu amat sangat jelas. Dari Pos Pemancar ada sedikit bonus turunan ke arah kawah Merbabu yg tampak putih. Jalur berupa tanah dan batu sehingga siapapun yang lewat harus hati-hati, sangat rawan kena longsoran batu.
Setelah melewati Jembatan Setan |
Setelah bonus turunan dan melewati kawah Merbabu, kami kembali menanjak melewati punggungan bukit yang sangat sempit dengan jurang curam di kanan kiri jalur, inilah yang dinamakan Jembatan Setan sesungguhnya.
Di Jembatan Setan ini ada titik yang tertinggi dinamakan Geger Sapi (leher sapi) Ketika kami melewati Jembatan Setan, kabut dan angin semakin menjadi-jadi. Puncak Merbabu yang tadi sempat terlihat kini menghilang ditelan kabut. Tapi ketika kami menengok ke atas, bulan masih terlihat sehingga kami yakin secara umum cuaca masih cerah.
Akhirnya bisa melihat pemandangan di balik Merbabu (sebelah selatan) |
Setelah berjibaku melewati Jembatan Setan, akhirnya kami tiba di percabangan antara Puncak Syarif dengan Puncak Kenteng Songo. Kabut pun hilang seketika dan cahaya matahari mulai nampak di ufuk timur. Dari tempat ini saya bisa melihat pemandangan Gunung Merapi yang puncaknya sedang mengeluarkan asap solfatara. Di arah barat tampak jajaran Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau yang terlihat jelas.
Sambil menunggu teman-teman yang lain sayapun tidak melewatkan kesempatan menerbangkan drone untuk mendokumentasikan pemandangan salah satu atap Pulau Jawa yang indah luar biasa ini.
Tampak dari kiri ke kanan, Gunung Sumbing, Sindoro, Prau |
Kami langsung bergerak ke arah barat menuju Puncak Merbabu (Kenteng Songo dan Triangulasi) yang kontur jalurnya cukup datar.
Lumayan dapet track bonus (mendatar) di hadapan kami adalah Puncak Kenteng Songo |
Sesaat sebelum mencapai Puncak Kenteng Songo kami harus melipir tebing yang sangat curam. Pengelola memasang tali sling agar pendaki tidak jatuh dengan cara memegang tali itu. Bagian ini oleh banyak pendaki sering disebut Jembatan Setan, padahal bukan.
![]() |
Melintasi apa yang dibilang banyak orang "Jembatan Setan" |
Setelah melipir tebing, kami langsung disambut tebing lagi, tapi kali ini harus dipanjat 😂. Ada dua pilihan jalur, dengan tali atau tanpa tali. Kami memilih tebing yang kemiringannya masih wajar di sebelah kiri (tanpa tali).
Yok bisa yok gak pake jatoh |
Tidak beberapa lama, akhirnya kami tiba di Puncak Kenteng Songo. Di puncak ini kami dapat melihat hampir seluruh gunung di Jawa Tengah. Dinamakan Kenteng Songo karena terdapat 9 batu berlubang mirip lesung padi.
Puncak Kenteng Songo, tampak batu kentheng yang berserakan |
Tidak jauh dari Puncak Kenteng Songo tampak Puncak Triangulasi yang merupakan titik tertinggi Gunung Merbabu 3142 meter di atas permukaan laut.
Panorama 360 derajat Puncak Merbabu
Tampak perbukitan berselimut sabana hijau jalur Selo Gunung Merapi yang masih mengeluarkan asap solfatara |
Terima kasih Jalur Thekelan |
Bagi kalian yang ingin mendaki Merbabu, wajib coba jalur Thekelan. Bagi saya, jalur Tekhelan menyajikan paket lengkap pemandangan Merbabu. Mulai dari perkebunan, sungai, hutan, sabana, jurang, dan kawah Merbabu. Bagian terindah dari jalur Thekelan adalah Pos Pemancar, jadi mendakilah saat cuaca sedang baik agar bisa nyaman mendirikan kemah di Pos Pemancar.
Jalur Pendakian Merbabu via Thekelan