Pengalaman Seru Menyusuri Jalur Torean Gunung Rinjani

 Minimal sekali saja, kalian harus mencoba jalur Torean Gunung Rinjani

Pemandangan khas jalur Torean dengan lembah Kokoq Putih nya

Tahun 2021 banyak hal baru yang ada di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), salah satunya adalah dibukanya jalur Torean sebagai jalur resmi pendakian Gunung Rinjani. 

Walaupun baru diresmikan, sebenarnya banyak pendaki Rinjani yang lalu lalang di jalur Torean ini (ya risiko ditanggung masing-masing, karena pihak TNGR tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu).

Salah satu dampak dibukanya jalur Torean adalah rute pendaki yang biasanya Sembalun-Senaru, kini menjadi Sembalun-Torean. Banyak pendaki yang memilih jalur Torean karena mereka tidak perlu naik lagi ke plawangan seperti di jalur Senaru. Meskipun rute jalur Torean juga sama-sama jauhnya, sekitar 12 km, namun pemandangan yang disuguhkan luar biasa indah. Selain itu Torean juga dikenal dengan jalur yang memiliki banyak sumber air. Sepanjang perjalanan saya menemukan sekitar 4 sumber mata air (Segara Anak, kali berbatu, kali mati, dan pancuran). 

Karena saya menggunakan jalur Torean untuk turun dari Rinjani saya akan mulai dari bagian hulu.

Pertigaan percabangan jalur Torean tidak jauh dari camp ground Segara Anak (camp ground berada di sebelah timur sungai). Saya memilih check out dari Segara Anak sepagi mengingat perjalanan akan memakan waktu hingga 10 jam. Selain itu ketika pagi, cuaca cerah dan belum berkabut sehingga kami bisa menikmati pemandangan jalur Torean secara maksimal.
Pertigaan jalur Torean ada di dekat camp ground sebelah timur sungai (kanan)


Selepas percabangan Jalur Torean, beginilah pemandangan di hadapan mata


Foto Panorama Jalur Torean

Jalur Torean menyusuri lembah Kokoq Putih, Kokoq dalam bahasa Sasak artinya sungai. Sungainya memang berwarna agak  keputihan karena mengandung belerang dan tidak layak dijadikan sumber air minum. Kokoq Putih diapit Gunung Sangkareang di sebelah barat dan Plawangan Sembalun di sebelah timur. 
pemandangan jalur Torean yang menakjubkan

di jalur Torean juga dapat ditemui beberapa kolam air panas yang dapat dinikmati untuk berendam

Meskipun terkenal indah, para pendaki harus waspada terhadap beberapa titik curam di jalur Torean. Bagi pengidap fobia ketinggian, jalur Torean sangat menantang :D. Tapi tenang saja, untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan, pihak TNGR telah memasang tali maupun tangga untuk keamanan dan kenyamanan para pendaki.
 
 Akibat gempa 2018 mengakibatkan longsor dan mengikis jalur Torean. Untuk melalui titik ini para pendaki dibantu tali dan hanya bisa dilalui satu orang

selama melewati jalur Torean kami menyeberang sungai 3 kali
Salah satu titik paling ikonik di jalur Torean ketika menyusuri tebing yang terjal. Untungnya saat ini sudah dipasang tali pegangan.
tangga kayu untuk membantu pendaki melewati jalur curam
Air terjun Penimbungan yang terkenal di jalur Torean

Sepanjang jalur Torean tidak ada pos peristirahatan. Namun ada beberapa tempat yang datar dan dapat digunakan sebagai lokasi mendirikan tenda. Setelah melalui perbukitan terjal yang diselimuti sabana, para pendaki memasuki kawasan hutan yang cukup rindang. 

Di tengah hutan menjelang akhir pendakian jalur Torean terdapat percabangan. Dusun Torean tempat para pendaki checkin maupun checkout ke kiri (barat) sementara Dusun Senange ada di kanan (timur). 
Setelah melewati batas hutan, pendaki akan memasuki kawasan ladang jagung milik warga Torean. Dari ladang jagung menuju pos TNGR di Desa Torean jaraknya sekitar 2 km. Biasanya terdapat ojek yang siap mengantarkan pendaki menuju lokasi check out.