Menikmati Pantai Oelangga, Perjuangan Jalan Kaki 1 KM Meniti Tebing

Pantai Oelangga ini unik, tapi banyak yang gagal mencapai tempat ini :D
'monumen' batu karang di tengah teluk Pantai Oelangga


Mohon maaf, cerita tentang Flores saya skip dulu, karena perjalanan di Pulau Rote teramat sayang untuk dilewatkan. Meski pernah hadir setahun di pulau mungil ini, tapi selalu ada yang menarik ketika berkunjung kembali di Rote Ndao.



Awal Oktober 2020, saya menjanjikan ke Riski, murid saya dulu yang kini saya sekolahkan di Kupang (SMA) jika semua tugas online nya selesai sebelum Kamis pagi, saya akan memulangkampungkan kamu. Tugas sebanyak itu akhirnya selesai Kamis dini hari sekitar pukul 02:00 WITA. Dan Riski berhasil menyelesaikan semuanya. Baiklah kita cuss ke Rote kamis paginya.

Kami naik kapal cepat Ekspress Bahari dari pelabuhan Tenau Kupang.  Meski dijadwalkan berangkat jam 8.30, kenyataannya kapal berangkat hampir jam 10 pagi. Perjalanan menyeberangi Selat Pukuafu (selat yang memisahkan Pulau Rote dan Timor) memakan waktu dua jam hingga sampai ke Pelabuhan Baa.

Panorama Kawasan Pelabuhan Baa


Di Baa, saya dan Riski berpisah. Riski dijemput keluarganya sementara saya melanjutkan perjalanan menuju Pantai Oelangga bareng Mas Heru yang juga ke Rote tapi menggunakan ferry ASDP (mendarat di Pelabuhan Pantai Baru).

Pantai Oelangga terletak di Dusun Oelangga, Desa Bebalain, Kecamatan Lobalain. Lokasinya berada di pesisir selatan kawasan Pegunungan Lole menghadap langsung ke Samudera Hindia

 
Rute Menuju Pantai Oelangga


Perjalanan dari Pelabuhan Baa menuju Pantai Oelangga 60% beraspal mulus. Jalur aspal terakhir berada di pertigaan Desa Kuli dengan Desa Bebalain. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, tidak disarankan menggunakan sedan dan sejenisnya karena jalurnya benar benar rusak.

Mengingat titik Pantai Oelangga hanya bisa diakses dengan jalan kaki, parkir kendaraan tersedia di tambak garam yang berada di Danau Oliedale

Di lokasi ini terdapat beberapa bangunan tidak permanen menyerupai rumah gubug yang biasa digunakan warga untuk beristirahat ketika bekerja di ladang garamnya. Tapi saat saya kesana hampir tidak ada orang yang ada rumah-rumah tersebut.

setelah kendaraan parkir, barulah perjalanan seru menuju Pantai Oelangga di mulai. Jalur setapak menuju pantai yang meniti tebing ini sebenarnya terlihat jelas.

Melewati tambak garam yang kering, jangan sekali-kali melewati bagian yang basah :D saya sudah terpeleset haha

Perjalanan meniti tebing dengan pemandangan hamparan Samudera Hindia yang keren. Hati-hati ya gaes, kadang ada celah batu yang tertutup rumput. Kalau asal nyelonong bisa terperosok.

Jalur setapaknya terlihat jelas kok
 
Pantai Oelangga mulai terlihat di bawah sana
 
Hati hati ketika menuruni tebing menuju Oelangga
 
Saran saya, datanglah ketika Pantai Oelangga sedang pasang. Warna toskanya lebih ciamik

Gunakan alas kaki ketika naik ke batu ini. Batunya tajam[/caption]

Kawasan Pantai Oelangga

Panorama 360 derajat Pantai Oelangga


Di pantai ini tidak ada penjual makanan minuman ataupun fasilitas penunjang pariwisata lainnya seperti MCK dll. Pastikan kebutuhan makan minummu sudah disiapkan sebelum memasuki kawasan Pantai Oelangga.  Pantai ini hanya cocok untuk orang-orang yang punya jiwa adventure :D , suwer. Dari lokasi parkir, banyak orang yang mengira sudah tidak ada jalan lagi menuju Pantai Oelangga.

Gunakan alas kaki yang baik, minimal sandal gunung. Kalau punya sepatu lebih baik lagi, karena batuan karang yang ada di kawasan Pantai Oelangga cukup tajam. Bagian menuruni tebing ketika mendekati Pantai Oelangga juga perlu di waspadai karena licin.

Datanglah ke Pantai Oelangga ketika pasang. Warna biru toskanya jauh lebih baik daripada saat kami berkunjung ke sana ketika surut.

Wonderful Rote Ndao (cuplikan Pantai Oelangga)