Gunung Mutis (versi kabut)

"Negeri Dongeng, Fatumnasi" cukup sekian

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=622nAQ4zYcg]

Januari 2020, sebenarnya bukan waktu yang tepat menginjakan kaki di Tanah Timor. Angin barat pasti masih heboh-hebohnya. Tapi kapan lagi menjelajahi Kupang pakai tiket pesawat gratis. Dan tujuan saya kali ini adalah berkunjung ke negeri dongeng, Gunung Mutis.



Guncangan pesawat masih sangat terasa sesaat sebelum mendarat di Bandara Eltari. Bandara yang sangat berkesan bagi saya 6 tahun lalu karena kehilangan tas carrier yang berisi perlengkapan pribadi. Sebelum ke Gunung Mutis, saya sempat menyinggahi Fatuleu, sebuah batu yang menjulang tinggi.

[caption id="" align="alignnone" width="1026"]Fatuleu, gunung batu yang menjulang tinggi Fatuleu, gunung batu yang menjulang tinggi[/caption]

Sayang sekali angin saat itu kencang sekali. Bahkan drone yang saya terbangkan jatuh karena sulit sekali dikendalikan. Untung kerusakannya tidak terlalu fatal.

Perjalanan dilanjutkan ke arah Soe. Soe adalah ibukota dari Kabupaten Timor Tengah Selatan. Soe terkenal dengan kota kabut. Dan benar saja, ketika saya tiba di Soe, hujan deras menyambut kami. Tidak lama setelah reda kabut pun muncul menyelimuti Soe.

[caption id="" align="alignnone" width="1026"] Kompleks perkantoran Bupati Timor Tengah Selatan[/caption]

Jarak jalan menuju Gunung Mutis kurang lebih 30 kilometer ke arah utara dari Kota Soe. Kondisi jalan beraspal sesekali terdapat jalan rusak.

[caption id="" align="alignnone" width="1026"] Pemandangan menuju Gunung Mutis[/caption]

Pemandangan alamnya sangat indah. Padang rumput hijau dan terkadang kabut datang silih berganti. Gerimis masih mengguyur sampai kami tiba di homestay Lopo Mutis milik Pak Matheos. Lopo merupakan rumah khas di Pulau Timor yang atapnya terbuat dari ilalang, bentuknya mirip Honai di Papua.

[caption id="" align="alignnone" width="577"] Lopo Mutis Home Stay[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1026"] Menghangatkan diri di rumah Pak Matheos[/caption]

Lokasi Homestay milik Pak Matheos
[googlemaps https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d11473.348518006012!2d124.21987216907554!3d-9.648469140617797!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x0%3A0x96b5fe23f96b4165!2sLopo%20Mutis%20Homestay!5e1!3m2!1sen!2sid!4v1592360952211!5m2!1sen!2sid&w=600&h=450]

Di Lopo yang sangat sederhana ini saya beristirahat untuk menuju ke Gunung Mutis keesokan harinya

Sayang sekali kabut pekat dan gerimis masih terus beralangsung ketika pagi hari

[caption id="" align="alignnone" width="1026"] Jalan menuju Sabana Mutis bebatuan yang licin[/caption]

Jalur menuju Sabana Gunung Mutis ketika hujan agak berbahaya. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima dan punya kemampuan dengan baik mengemudi di jalanan rusak

[caption id="" align="alignnone" width="1025"] Kabut di Sabana Mutis[/caption]

Dari pertigaan jalan utama, saya menyusuri jalur setapak menuju Gunung Mutis. Bentuk pohonnya masih tetap unik. Liukan rantingnya menyerupai bentuk pohon di negeri dongeng. Auranya  mistisnya sangat terasa tapi tidak menakutkan sama sekali.

[caption id="" align="alignnone" width="1025"] Kabut menyelimuti Hutan Bonsai Gunung Mutis[/caption]

Saya agak kecewa kali ini, karena pemandangan padang rumput Gunung Mutis hampir tidak tampak sama sekali karena kabut.  Saya memutuskan untuk kembali ke homestay mengingat cuaca yang kurang bersahabat.

Peta Gunung Mutis
[googlemaps https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d26664.29621307888!2d124.23700104083103!3d-9.584722365419195!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x0%3A0xbb9a590844de420b!2sSabana%20Gunung%20Mutis!5e1!3m2!1sen!2sid!4v1592360668559!5m2!1sen!2sid&w=600&h=450]

Peta Tengakarta untuk destinasi di NTT
[googlemaps https://www.google.com/maps/d/u/0/embed?mid=1Sk90fsWr5q0TY6LOfdlJRea5eXpEQcX6&w=640&h=480]