Pendakian Gunung Rinjani via Jalur Timbanuh : Luar Biasa Keren

Jalur Timbanuh itu menyenangkan. Pemandangannya unik, Puncak Rinjani terlihat besar.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Pemandangan Segara Anak, Gunung Barujari, dari Plawangan Timbanuh Pemandangan Segara Anak, Gunung Barujari, dari Plawangan Timbanuh[/caption]

Orang mengenal jalur Pendakian Timbanuh sebagai jalur terekstrim di Gunung Rinjani. Memang betul, jalur Timbanuh dikenal dengan susur tebing yang berbahaya dari punggungan kaldera Rinjani bagian selatan menuju Gunung Barujari. Bahkan beberapa tahun lalu, ada guide lokal yang meninggal dunia karena jatuh saat menyusuri tebing kaldera. Pasca rangkaian gempa bumi Lombok di tahun 2019, hampir dinding kaldera Rinjani mengalami longsor sehingga menutup jalur ke Danau Segara Anak baik di Plawangan Senaru, Aik Berik, Sembalun dan Timbanuh.

Jalur  Timbanuh adalah salah satu jalur resmi pendakian Gunung Rinjani. Pendakian hanya diijinkan sampai punggungan kaldera saja, sangat dilarang menuruni tebing karena sangat berbahaya. Orang Lombok biasa menyebut Jalur Selatan. Jalur ini berawal dari Resort Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Desa Timbanuh, Kecamatan Pringgasela Lombok Timur. Gerbang pendakian jalur Timbanuh relatif dekat dengan Bandara Internasional Lombok dibandingkan dengan jalur Senaru di Lombok Utara maupun jalur Sembalun.

https://www.instagram.com/p/Bznaparh3_l/

[googlemaps https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d15783.216955664986!2d116.45498260325988!3d-8.518378793660874!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2dcc34e4fd95119b%3A0x69ae58854a3d5759!2sGerbang+Tracking+Rinjani!5e0!3m2!1sen!2sid!4v1566568228722!5m2!1sen!2sid&w=600&h=450]

Kondisi jalan menuju Resort TNGR Timbanuh cukup baik. Hanya 2 km menjelang resort, jalanan aspal berubah menjadi batuan. Saya tiba pukul  07.30 WITA. Cuaca sangat cerah dan Gunung Rinjani terlihat sangat jelas dari arah selatan.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Gunung Rinjani dari arah selatan, tampak Pos Resort TNGR Timbanuh di kanan bawah Gunung Rinjani dari arah selatan, tampak Pos Resort TNGR Timbanuh di kanan bawah[/caption]

Setelah selesai urusan retribusi dan asuransi, saya dan rekan-rekan lainnya mulai memasuki jalur pendakian Timbanuh.

[caption id="" align="alignnone" width="610"]Gerbang Pendakian Jalur Timbanuh Gerbang Pendakian Jalur Timbanuh[/caption]

Terdapat 3 pos pendakian di jalur Timbanuh. Sayangnya saya hanya melihat bangunan fisik Pos 2 dan Pos 3 saja. Pos satu katanya berada di persimpangan jalan, namun bekas posnya nyaris tidak saya lihat.

Selepas Pos Resort TNGR, saya melewati perkebunan kopi milik warga. Sekitar satu kilometer terdapat jembatan kayu untuk melewati sungai kecil yang mengalir deras.  Mulailah memasuki kawasan hutan yang rindang dan masih landai. Jalur hutan ini lumayan panjang, mirip dengan jalur pendakian Senaru maupun Aik Berik.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Selepas Pos Resort TNGR Timbanuh Selepas Pos Resort TNGR Timbanuh[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Hutan di Jalur Timbanuh Hutan di Jalur Timbanuh[/caption]

Jalur mulai menanjak menjelang Pos 2. Terdapat sumber mata air yang letaknya tidak jauh dari pos. Mata air tersebut keluar dari batuan besar dengan debit yang tidak terlalu besar (mungkin karena saya mendaki saat musim kemarau.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Selamat datang di Pos 2, pasti capek ya abis nanjak :D Selamat datang di Pos 2, pasti capek ya abis nanjak :D[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Sumber mata air Pos 2 Sumber mata air Pos 2[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Harus bersabar Harus bersabar[/caption]

Bangunan Pos 2 kondisinya rusak akibat tertimpa material tebing yang longsor ketika gempa.

Selepas Pos 2 jalur semakin terjal nyaris tanpa bonus sampai dengan Pos 3. Menjelang Pos 3 kita akan disambut Edelweiss. Padang sabana yang lumayan luas mulai tampak berlatar bagian Puncak Rinjani. Sangat spektakuler.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Pemandangan di sekitar Pos 3 (tengah bawah) Jalur Timbanuh Pemandangan di sekitar Pos 3 (tengah bawah) Jalur Timbanuh. Kami sampai di Pos 3 jam 3 sore.[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Pemandangan Gunung Rinjani dari Pos 3 Jalur Timbanuh Pemandangan Gunung Rinjani dari Pos 3 Jalur Timbanuh[/caption]

Di Pos 3 terdapat dua bangunan yang dapat digunakan untuk beristirahat. Salah satu yang sangat menyenangkan dari jalur Timbanuh adalah melimpahnya sumber air di Pos 3. Sumber air berada di bawah bangunan Pos 3. Airnya mengucur deras dari pipa besi.

Selepas Pos 3, jalur pendakian melewati padang sabana yang mirip Jalur Sembalun. Konturnya menanjak namun landai. Mengingat waktu sudah menunjukan Jam 3 sore, saya bergerak cepat meninggalkan rekan-rekan yang lain menuju Plawangan Timbanuh supaya drone bisa terbang sebelum gelap.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Pemandangan padang sabana Jalur Timbanuh. Keren abis Pemandangan padang sabana Jalur Timbanuh. Keren abis[/caption]

Saya cukup kewalahan memaksakan diri menuju Plawangan Timbanuh dengan muatan full (DSLR, Drone, Tenda, Tripod). Jarak yang sebetulnya tidak terlalu jauh, menjadi sangat melelahkan. Beberapa kali saya berhenti sejenak untuk meredakan lelah sambil memandangi Puncak Rinjani yang terlihat amat jelas.

[caption id="" align="alignnone" width="610"]Istirahat dulu sambil memandang padang sabana Jalur Timbanuh Istirahat dulu sambil memandang padang sabana Jalur Timbanuh[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Edelweiss berlatar Rinjani Edelweiss berlatar Rinjani[/caption]

Dengan bersusah payah, akhirnya saya tiba di Plawangan Timbanuh. Luar biasa sekali, Gunung Baru Jari terasa sangat dekat. Danau Segara Anak pun nampak indah dari sisi yang berbeda. Matahari mulai terbenam dan hampir terhalang oleh Plawangan Senaru.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Akhirnya tiba di Plawangan Timbanuh Akhirnya tiba di Plawangan Timbanuh[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Gunung Barujari amat sangat dekat Gunung Barujari amat sangat dekat[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Pemandangan sore di kawasan Plawangan Timbanuh Pemandangan sore di kawasan Plawangan Timbanuh[/caption]

Mengingat hari semakin gelap, saya bergegas ke bawah menuju lokasi kemah. Pemandangan senja di Plawangan Timbanuh tetap menawan.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Edelweiss, Rinjani dan Senjana. Kombinasi sempurna Edelweiss, Rinjani dan Senjana. Kombinasi sempurna[/caption]

Kami berkemah di tengah hamparan padang sabana. Ditemani deru angin dan hawa dingin, khas Gunung Rinjani. Paginya saya kembali menikmati Plawangan Timbanuh, kali ini bersama rekan-rekan dan tentu saja dengan muatan yang lebih sedikit.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Matahari mulai nampak di ujung barat, persiapan gaes Plawangan Timbanuh sudah memanggil Matahari mulai nampak di ujung barat, persiapan gaes Plawangan Timbanuh sudah memanggil[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Menikmati suasana matahari terbit sebelum bergegas ke Plawangan Timbanuh Menikmati suasana matahari terbit sebelum bergegas ke Plawangan Timbanuh[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Ketika saya mendaki awal Juli, banyak sekali Berry Hutan yang sedang berbuah, rasanya manis asam menyegarkan Ketika saya mendaki awal Juli, banyak sekali Berry Hutan yang sedang berbuah, rasanya manis asam menyegarkan[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Matahari mulai nampak di celah antara Puncak Rinjani dengan Puncak Selatan Matahari mulai nampak di celah antara Puncak Rinjani dengan Puncak Selatan[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Pemandangan Danau Segara Anak dan Gunung Barujari, tampak Plawangan Senaru di kejauhan Pemandangan Danau Segara Anak dan Gunung Barujari, tampak Plawangan Senaru di kejauhan[/caption]

Keselamatan adalah nomor satu

Pasca gempa beruntun sepanjang Juli dan Agustus 2018, banyak yang berubah di Gunung Rinjani. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, banyak sekali titik longsor di dinding kaldera, termasuk Plawangan Timbanuh. Carilah posisi aman ketika menuju Plawangan Timbanuh. Jangan berdiri di atas bagian yang mudah longsor. Khawatir jika ada gempa, batuan yang kita pijak akan ambrol ke bawah.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Carilah lokasi yang aman, di sekitar Plawangan Timbanuh, banyak sekali titik longsor Carilah lokasi yang aman, di sekitar Plawangan Timbanuh, banyak sekali titik longsor[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Bekas longsoran akibat gempa di Plawangan Timbanuh Bekas longsoran akibat gempa di Plawangan Timbanuh[/caption]

Selain rawan longsor, yang perlu diwaspadai adalah kebakaran lahan. Apalagi di padang sabana Jalur Timbanuh. Bijaklah ketika menggunakan api untuk memasak. Sangat disarankan menggunakan kompor gas. Hindari membakar kayu di sembarang tempat, jauhkan dari rumput kering maupun tanaman lainnya.

Dan yang terpenting adalah menjaga kebersihan. Petugas Pos Resort TNGR Timbanuh akan memeriksa bawaan pengunjung yang selesai melakukan pendakian.

[caption id="" align="alignnone" width="1084"]Terima kasih Rinjani, dilihat dari sisi manapun, kamu tetap indah Terima kasih Rinjani, dilihat dari sisi manapun, kamu tetap indah[/caption]

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=PQjOaXjHKZs&w=560&h=315]