Keindahan Sempana seolah membuang lelahku berlari hingga ketinggian 2.326 meter
https://youtu.be/t0kFdg0F40M
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=97mXT1IgAX0&w=560&h=315]
Rencana lari trail saya dengan Mbak Etha sesungguhnya adalah mencapai puncak Nanggi. Bukit Nanggi yang terletak di Sembalun dikenal sebagai bukit tertinggi di antara bukit-bukit yang berada di timur Gunung Rinjani. Namun sesampainya di Sembalun Bumbung, semuanya berubah.
Dari Mataram kami menuju Sembalun sekitar jam 5 pagi. Kami janjian di depan Mall Mataram lama. Perjalanan Mataram Sembalun melalui Aikmel. Jalanan yang biasanya ramai, ternyata sangat sepi di pagi hari.
[googlemaps https://www.google.com/maps/d/u/0/embed?mid=1lwhsS0TKm5i5wNhml1KICGyfFQeKRUfX&w=640&h=480]
Hasil Tracking melalui aplikasi Nike Plus
Kami beruntung, Sembalun di pagi hari sangat cerah. Kami menyempatkan diri berfoto di Pusuk Sembalun. Bukit-bukit yang diselimuti sabana berwarna hijau terlihat sangat jelas.
Sampai di Desa Sembalun Bumbung kami menghampiri kenalannya Mbak Etha, Bang Kadri yang berprofesi sebagai porter Gunung Rinjani. Kami menyampaikan bahwa hari ini akan berlari ke puncak Nanggi. Bang Kadri menawarkan opsi ke Nanggi atau Sempana, karena hari ini Sempana dibuka untuk umum setelah ditutup dengan alasan cuaca kurang bersahabat selama beberapa bulan.
Wew, Sempana, bukit yang sangat indah karena padang rumputnya, sering kulihat di Instagram. Disini saya baru tau ternyata puncak tertinggi bukanlah Nanggi, tapi Sempana. Dari Sembalun Bumbung, puncak Sempana dapat dibedakan dengan adanya sebuah tower yang menjulang tinggi di sebelah tenggara.
Akhirnya saya dan Mbak Etha memutuskan untuk mengubah rute lari trail ke Sempana. Bang Kadri yang baik hari memberi kami bekal dua bungkus pisang goreng. Jarak pintu masuk Gunung Sempana dengan tempat pembelian tiket lumayan jauh, sekitar 2 km dengan kondisi jalan yang rusak.
[caption id="attachment_2605" align="aligncenter" width="646"]

Secara umum rute Gunung Sempana dibagi dalam 5 segmen, berikut urutannya
- Hutan
[caption id="attachment_2597" align="aligncenter" width="646"]

Setelah melalui perkebunan warga, kami masuk jalur Gunung Sempana yang ditandai dengan vegetasi hutan yang cukup lebat. Meski demikian jalan setapak masih terlihat jelas. Jalan setapak ini nyaris tanpa ada percabangan, jadi sangat aman untuk pemula sekalipun. Kontur jalur mulai menanjak namun tergolong landai, sangat seru untuk berlari. Di beberapa tempat dijumpai monyet yang bergelantungan dan terdengar suara lutung yang volumenya besar.
- Perbukitan sedang (Tembok China)
[caption id="attachment_2685" align="aligncenter" width="646"]

[caption id="attachment_2564" align="aligncenter" width="646"]

Keluar dari hutan trek lari mulai memasuki perbukitan yang ditutupi rumput. Jalan setapak terlihat jelas dengan kontur menanjak. Dari bukit ini kita dapat melihat bukit curam yang nyaris membentuk dinding. Di dinding tersebut terlihat goresan zigzag, yap, itulah jalur yang akan dilalui nanti. Pengelola Sempana mengatakan jalur ini seperti Tembok Besar China, karena terlihat berliku liku.
Di bawah kami melihat hutan yang cukup lebat, kalau tadi di hutan kami hanya mendengar suara Lutung, dari bukit ini kami melihat Lutung berwarna hitam yang ukurannya besar sekali bergelantungan di pepohonan. Berlari di segmen ini harus berhati-hati mengingat kanan kiri adalah jurang.
- Dinding Gunung
[caption id="attachment_2687" align="aligncenter" width="646"]

[caption id="attachment_2621" align="aligncenter" width="646"]

Sampailah kami di bukit yang kemiringan lerengnya nyaris 90 derajat, makanya saya sebut dinding gunung ( sepihak :p ). Kami nyaris tidak bisa berlari karena lereng yang sangat curam. Di beberapa tempat terdapat tangga kayu untuk membantu kami memanjat tebing. Terdapat pegangan yang juga terbuat dari kayu, namun disarankan tetap berhati-hati karena pegangan kayu tersebut sangat rapuh.
Di satu titik kami menemukan percabangan. Jangan khawatir karena percabangan tersebut akan kembali menyatu. Jalur ke kanan singkat namun terjal, sementara jalur ke kiri landai tapi agak memutar. Kami memutuskan untuk memilih jalur terjal tersebut agar menghemat waktu.
- Punggungan Bukit
[caption id="attachment_2688" align="aligncenter" width="646"]

[caption id="attachment_2618" align="aligncenter" width="646"]

Setelah mendaki lereng yang curam, sampailah kami di punggung gunung yang ditutupi hutan. Konturnya landai sehingga kami bisa berlari agak cepat. Kami berlari hingga vegetasi hutan cemara terakhir. Yang perlu diperhatikan disini adalah kondisi jalur yang agak licin karena ada lumut yang tumbuh di foto.
- Puncak
[googlemaps https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d26550.90529033702!2d116.55505388935019!3d-8.419754922488936!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2dcc304f4454cd01%3A0x434797524afc7360!2zOMKwMjUnMDYuNyJTIDExNsKwMzQnMTguNiJF!5e0!3m2!1sen!2ssg!4v1521367590524&w=600&h=450]

Dari vegetasi terakhir kami melanjutkan lari hingga puncak Bukit Sempana. Hati-hati dengan kondisi jalan yang sangat licin, karena berlumut. Saya sempat terjatuh beberapa kali.
[caption id="attachment_2684" align="aligncenter" width="646"]

Saat itu kondisi berkabut sehingga kami nyaris tidak bisa melihat padang rumput yang mirip dengan bukit Teletubbies. Namun kami bersyukur dengan kabut tersebut karena membuat suhu menjadi sejuk.
Secara umum berlari Trail di Gunung Sempana sangat menyenangkan. Pegunungan yang indah, serta lingkungan yang masih alami di Gunung Sempana membuat rasa lelah menjadi tidak terasa. Ada beberapa saran untuk kalian yang ingin mendaki Gunung Sempana:
- Pastikan kalian membeli tiket dan parkir di tempat yang sudah disediakan.
- Estimasi sampai ke Gunung Sempana sekitar 4 jam (tercepat), kemarin kami berlari memakan waktu kurang lebih 3 jam.
- Pastikan ketersediaan air mencukupi, karena sumber air hanya ada di dekat puncak, itupun dengan rasa yang kurang enak (gak tau kenapa)
- Hati-hati dengan tangga maupun pegangan dari kayu, kebanyakan kondisinya lapuk.
[caption id="attachment_2604" align="aligncenter" width="646"]
