Menjelajah Ujung Tenggara Pulau Lombok


Jika ada orang yang berpendidikan tinggi dan ada orang yang banyak menjelajahi tempat di dunia, maka saya lebih tertarik berguru kepada orang yang kedua.



img_9087-01


Tanjung Ringgit selalu membuat beberapa teman kantor agak manyun. Hehehe. Entah mereka memang benar-benar pernah kesana atau tidak, Tanjung Ringgit, kata mereka, adalah tempat paling terpencil, paling terasing di Lombok. Tapi memang indah sih, kata mereka lagi. Setidaknya ada dua tempat yang menjadi icon di kawasan Tanjung Ringgit, yaitu Tanjung Ringgit itu sendiri dan Pantai Tangsi atau yang lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai Pink Beach.




[caption id="attachment_2365" align="aligncenter" width="576"]zzzzz,,, antara dia males, atau nakut-nakutin -.- zzzzz,,, antara dia males, atau nakut-nakutin -.-[/caption]

Saya dan seorang teman berkendara menggunakan sepeda motor dari Mataram sekitar jam 6 pagi. Memang harus sepagi itu supaya menghindari hawa panas (meskipun Lombok lagi sering hujan). Perkiraan kami, perjalanan akan memakan waktu 3 jam.


Jalan dari Mataram hingga Jerowaru terpantau sangat baik, beraspal mulus nyaris tanpa lubang. Sensasi offroad mulai tampak ketika sudah memasuki Kawasan Hutan Sekaroh, tapi gak ekstrim-ekstrim amat sih. Papan penunjuk jalan tersedia cukup jelas, sehingga meskipun tanpa GPS sangat kecil kemungkinan untuk nyasar




[caption id="attachment_2338" align="aligncenter" width="646"]Hutan Sekaroh Hutan Sekaroh[/caption]

[caption id="attachment_2336" align="aligncenter" width="646"]Hutan Sekaroh Hutan Sekaroh[/caption]

[caption id="attachment_2356" align="aligncenter" width="646"]Memasuki kawasan Pantai Pink Memasuki kawasan Pantai Pink[/caption]

[caption id="attachment_2354" align="aligncenter" width="646"]Papan Penunjuk Jalan Papan Penunjuk Jalan[/caption]

Lokasi pertama yang saya kunjungi adalah Tanjung Ringgit. Tanjung alias daratan yang menjorok ke laut ini memang benar-benar berada di ujung tenggara Pulau Lombok. Kondisinya berupa tebing curam 90 derajat dengan laut biru jernih di bawahnya yang berombak besar. Di atasnya terdapat rumah menara suar.


[googlemaps https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d3942.200208908417!2d116.58725741408391!3d-8.860944993637535!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2dcc57e8c4ca1fbb%3A0x80802229167be3ab!2sTanjung+Ringgit!5e0!3m2!1sen!2sid!4v1480815649175&w=600&h=450]




[caption id="attachment_2339" align="aligncenter" width="646"]Keren kan Tanjung Ringgit, Keren kan. Ada bangunan menara suar di atasnya[/caption]

[caption id="attachment_2340" align="aligncenter" width="646"]Orang ganteng mau eksis dulu Orang ganteng mau eksis dulu[/caption]

Disini juga ada meriam berukuran besar lho. Meriam ini peninggalan Jepang, berguna untuk menyerang musuh yang berasal dari lautan. Kemungkinan besar sih musuhnya datang dari Australia, sohib dari Amerika. Kondisi meriam ini sudah rusak (yaiyalah) berkarat dan gak bisa diputer-puter, hehehe.




[caption id="attachment_2341" align="aligncenter" width="646"]Fahri dan Meriam Fahri dan Meriam[/caption]

[caption id="attachment_2330" align="aligncenter" width="646"]Meriam ini mengarah ke Selat Alas, yang memisahkan Lombok dengan Sumbawa Meriam ini mengarah ke Selat Alas, yang memisahkan Lombok dengan Sumbawa[/caption]

Lokasi berikutnya yang kami kunjungi adalah Pink Beach. Lokasinya tidak jauh dari Tanjung Ringgit. Di persimpangan menuju pantai, kita akan dikenakan retribusi sebesar Rp. 5.000,- untuk kendaraan sepeda motor. Suasana Pink Beach saat itu lumayan sepi, kami berteduh di berugak (riung) sambil menikmati keindahan pantai berair jernih ini. Disebut Pink Beach karena memang pasirnya yang agak berwarna merah muda (bukan putih bersih). Nuansa merah ini akibat adanya serpihan merah sebesar butiran pasir yang tercampur dengan pasir pantai. Serpihan ini konon katanya berasal dari sejenis karang berwarna merah. Jadi kalau ada yang bilang, pantainya kok gak warna pink ya? Coba ambil deh tuh pasirnya segenggam, bandingkan sama yang di Gili Trawangan.


[googlemaps https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d6629.947546793809!2d116.57354968962373!3d-8.861859653280519!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x0%3A0xe89965cf9428fec3!2sPantai+Pink+Lombok+NTB!5e0!3m2!1sen!2sid!4v1480815736917&w=600&h=450]




[caption id="attachment_2347" align="aligncenter" width="646"]Pink Beach Pink Beach[/caption]

[caption id="attachment_2345" align="aligncenter" width="646"]Pink Beach Pink Beach[/caption]

[caption id="attachment_2346" align="aligncenter" width="646"]Pink Beach Pink Beach[/caption]

Setelah puas menikmati Pink Beach, kami menuju Pantai Segui. Pantai Segui ini juga tidak jauh dari Pink Beach. Pantainya sangat sepi tapi keren banget. Pasirnya juga warnanya pink sih, dan halus banget.


[googlemaps https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d3162.043225666046!2d116.5619780140839!3d-8.852777793643197!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2dcc57b59f64b167%3A0x2d5b62470ede69d0!2sTj.+Sabui!5e1!3m2!1sen!2sid!4v1480815919125&w=600&h=450]




[caption id="attachment_2357" align="aligncenter" width="646"]img_9223-01 Pantai Segui yang pasirnya juga berwarna Pink[/caption]

[caption id="attachment_2358" align="aligncenter" width="646"]Thank You Brotha, atas jalan2nya Thank You Brotha, atas jalan2nya[/caption]

Oh iya, sebelum saya ke Segui, saya sempat menghampiri salah satu berugak, mengobrol dengan warga asli sana. Sebut saja Rudi. Jadi, keindahan kawasan Tanjung Ringgit ini juga menimbulkan konflik di masyarakat. Oknum pemerintah provinsi menjual tanah ke PT ini, Pemkab menjual tanah ke PT ini, aparat desa sekongkol sama kubu A, dan tanah itu adalah tanah yang sama. Bingungkan? Saya yang mendengarkan juga bingung. Hahahah. Intinya semut-semut ini lagi panas bersengketa memperebutkan gula manis yang bernama Tanjung Ringgit. Semoga permasalahannya cepat kelar ya, biar bisa membawa kebaikan bersama.