Gedung Agung vs Istana Negara

[caption id="attachment_550" align="alignnone" width="300" caption="Masyarakat Menyaksikan Parade Senja di Dalam Lingkungan Istana"]Masyarakat Menyaksikan Parade Senja di Dalam Lingkungan Istana[/caption]

Kemarin (17 Agustus 2009) saya berkesempatan ikut mengisi dalam Parade Senja yang digelar di Gedung Agung Yogyakarta. Setelah saya amati ada hal yang menarik di Istana Negara Jogja ini.

Parade senja adalah sebuah hiburan yang dilakukan untuk memeriahkan acara HUT Kemerdekaan RI yang dilakukan di tempat dinas kepala daerah bertugas. Seperti istana negara, kantor walikota, maupun alun-alun di tiap-tiap daerah. Beberapa tahun belakangan saya diberi kesempatan mendapat undangan untuk menyaksikan parade senja di Istana Negara Jakarta. Yang dapat menikmati hiburan tersebut hanyalah orang-orang yang diundang, yang kebanyakan para pejabat, keluarga militer dan lain-lain (yang sebetulnya sudah puas dengan yang namanya hiburan). Namun hal yang jauh berbeda aku temui di Gedung Agung. Saat memasuki arena lapangan, aku melihat warga yang berada di dalam lingkungan Gedung Agung yang sangat beragam (mulai dari yang berpenampilan rapi, hingga maaf, berpenampilan seperti gelandangan) tumpah ruah menyaksikan hiburan yang diselenggarakan setiap tanggal 17 Agustus ini. Pengamanan cukup longgar meskipun beberapa waktu lalu di Jakarta terjadi serangan bom, dan di Istana Negara Jakarta pengamanan semakin di perketat, maka di Jogja tampak biasa-biasa saja. Hanya metal detektor yang digunakan di salah satu pintu dan dijaga aparat militer. Sementara pintu yang lain hanya di jaga oleh aparat keamanan non militer.

Aku merasa Gedung Agung itu betul-betul istananya rakyat, antara pemimpin dengan yang dipimpin disatukan dalam sebuah acara kebesaran negara, dan kondisi berbeda yang ada di Istana Negara Jakarta. Sebetulnya aku sangat setuju sekali terhadap salah satu usul yang sempat dilontarkan Pak SBY, bahwa upacara pengibaran dan penurunan bendera setiap tanggal 17 Agustus dilaksanakan di Lapangan Monas, dan diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Namun hingga kini belum ada realisasinya, terlebih adanya teror bom beberapa waktu lalu, semakin menipiskan harapan itu.

Semoga negara bisa membagikan semangat kemerdekaan, bukan hanya kepada orang-orang tertentu saja. Karena kemerdekaan adalah milik seluruh warga negara Indonesia. Akhirnya....apa yang terjadi di Gedung Agung saat itu layak ditiru,,,,