Akankah Komodo Mengikuti Jejak Si Komo

Teeeeeeeeeet teeeeeeeeeeeeeett
"Huaaaaa,,huaaaaaaaa" Anak itu menangis karena panasnya udara di dalam bis. Ditambah bis gak mau jalan karena macet.
Sang ibu yang menggendongnya pun menyanyi

Macet lagi,,Macet Lagi
Gara gara Si Komo Lewat


Sambil memainkan gantungan kunci boneka si Komo yang berwarna hitam dan berperut krem.

Rasanya kangen jaman kecil dulu kalau inget lirik lagi tersebut. Lagu yang berjudul Si Komo Lewat itu menggambarkan kemacetan yang terjadi di Jakarta akibat Si Komo,,,boneka komodo karya Kak Seto yang menggemaskan itu lewat. Dan teman-teman tau gak ternyata yang mempopulerkan kata "weleh-weleh" ini juga Si Komo lho.

Ternyata Si Komo itu adalah komodo (Varanus komodoensis), satwa khas Pulau Komodo dan Pulau Rinca di Nusa Tenggara Timur. Awalnya aku pikir Si Komo itu semacam dinosaurus, tyrex, karena Si Komo seperti kadal yang berdiri tegak tidak merayap seperti Komodo. Ternyata satwa asli nusantara itu digunakan Kak Seto untuk memberikan pesan moral kepada anak-anak Indonesia pada era 90-an.

Komodo vs Emas

[caption id="attachment_501" align="alignnone" width="300" caption="Komodo (Varanus komodoensis)"]Komodo (Varanus komodoensis)[/caption]

Komodo ternyata memang tidak selucu Si Komo. Komodo memiliki kulit yang tebal berwarna gelap, suka ngiler, dan ilernya ini penuh dengan bakteri yang mematikan. Bahkan dalam harian Kompas beberapa bulan yang lalu diketahui bahwa Komodo memiliki bisa yang sangat mematikan.Pada tahun 2007 diberitakan seorang anak yang tewas akibat tercabik-cabik komodo. Jadi Komodo juga menjadikan manusia sebagai mangsanya. Komodo adalah binatang dengan indera penciuman yang sangat tajam. Ia bisa mencium bau bangkai mangsanya sejauh 12 kilometer. Artinya jika kita meletakkan Komodo di Gedung Agung Yogyakarta, ia bisa mencium bau bangkai kerbau yang berada di Bandara Adi Sucipto. Uniknya penciuman Komodo yang peka ini bukan terletak ada hidung, namun ada pada ujung lidahnya yang bercabang. Habitat asli Komodo yang masih tersisa saat ini ada di Pulau Komoda dan Pulau Rinca di NTT (salah kalau ada yang bilang Komodo hanya ada di Pulau Komodo, karena banyak kebun binatang di dunia yang mengoleksi Komodo ^.^). Letaknya yang terpencil membuat Komodo menjadi makhluk yang khas, berbeda dengan kadal-kadal lain di muka bumi. Taman Nasional Pulau Komodo sendiri telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia.

Setahun belakangan ini pemerintah daerah sana mengijinkan perusahaan asal China untuk menambang emas di habitat Si Komo, tepatnya di Batugosok. Ini merupakan suatu ancaman bagi kelestarian hidup Sang Naga. Seperti yang kita ketahui, bahwa segala macam aktivitas penambangan sesungguhnya dapat merusak lingkungan. Penambangan emas merupakan salah satu yang berbahaya karena menggunakan air raksa untuk memisahkan material bumi dengan emas. Air raksa adalah logam cair yang termasuk dalam limbah berat. Kasus Minamata di Jepang yang menyebabkan kecacatan tubuh yang dialami oleh penduduk di sana merupakan dampak dari air raksa.

Sangat disayangkan kalau kadal-kadal raksasa yang sangat dikenal di dunia ini punah akibat pertambangan emas yang dilakukan oleh segelintir manusia yang serakah. Komodo adalah tuan tanah sesungguhnya, mereka menetap disana selama jutaan tahun menikmati hangatnya suasana tropis kepulauan Nusa Tenggara. Bukan hak kita untuk merampas habitat Komodo hanya untuk mencari logam yang dari dulu menimbulkan konflik di mana-mana.

Kelestarian Komodo tidak akan pernah bisa tergantikan oleh berjuta-juta kubik emas yang ada di muka bumi. Karena sesungguhnya dia lah emas hidup yang mampu menyilaukan mata dunia terhadap eksotisnya bumi Nusantara

Weleh-Weleh