[caption id="attachment_439" align="alignnone" width="300" caption="Pesawat mana lagi yang akan membumi"]
[/caption]
Helikopter Puma SA330 yang jatuh di Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaja adalah kecelakaan yang ketujuh kalinya melanda Tentara Nasional Indonesia (TNI). Banyak hal yang diduga menjadi penyebabnya, antara lain human error, machine error, natural disaster, atau maintenance error. Oleh para politisi kecelakan disebabkan oleh kurangnya anggaran belanja pertahanan negara. Namun apapun penyebabnya sebaiknya mari kita renungi, bukan dengan berkoar-koar meminta anggaran pertahanan dinaikkan.
Kecelakaan demi kecelakaan yang terjadi akhir-akhir ini sungguh unik. Biasanya pasca kecelakaan, pihak yang berwenang akan menyelenggarakan evaluasi besar-besaran agar tidak terulang kembali. Seluruh sistem di evaluasi kemudian diambil keputusan, apa penyebabnya dan mengapa bisa terjadi. Bahkan hampir sebagian besar dari kecelekaan yang terjadi dalam empat bulan terakhir ini ada di Pulau Jawa, yang seharusnya memudahkan koordinasi antar satuan. Kejadian ini lantas membuat presiden beberapa hari yang lalu menginstruksikan agar operasi dengan menggunakan alutsista dikurangi. Mungkin sang presiden khawatir banyak pesawat yang nanti akan membumi lagi.
Ketika aku mengikuti Latihan Dasar Bela Negara di Dodik Bela Negara Rindam Diponegoro, aku dinasihati oleh salah satu petinggi TNI, beliau bilang:
“kamu lihat bagaimana fasilitas pendidikan ini? semoga ketika kamu menjadi pemimpin nanti bisa merubah tempat ini, ya mudah-mudahan seperti West Point lah, Indonesia itu sangat luas, kalau pendidikan prajurit kita seperti ini, ya bagaimana menurutmu?”
Aku menyadari bahwa yang perlu dinaikan anggaran bukan hanya alutsista semata. Banyak fasilitas lainnya yang harus segera dibenahi, seperti institusi pendidikan militer dan lain-lain. Huaaaahhh ngantuk, udah ah capek ngeluh mulu. Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Helikopter Puma SA330 yang jatuh di Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaja adalah kecelakaan yang ketujuh kalinya melanda Tentara Nasional Indonesia (TNI). Banyak hal yang diduga menjadi penyebabnya, antara lain human error, machine error, natural disaster, atau maintenance error. Oleh para politisi kecelakan disebabkan oleh kurangnya anggaran belanja pertahanan negara. Namun apapun penyebabnya sebaiknya mari kita renungi, bukan dengan berkoar-koar meminta anggaran pertahanan dinaikkan.
Kecelakaan demi kecelakaan yang terjadi akhir-akhir ini sungguh unik. Biasanya pasca kecelakaan, pihak yang berwenang akan menyelenggarakan evaluasi besar-besaran agar tidak terulang kembali. Seluruh sistem di evaluasi kemudian diambil keputusan, apa penyebabnya dan mengapa bisa terjadi. Bahkan hampir sebagian besar dari kecelekaan yang terjadi dalam empat bulan terakhir ini ada di Pulau Jawa, yang seharusnya memudahkan koordinasi antar satuan. Kejadian ini lantas membuat presiden beberapa hari yang lalu menginstruksikan agar operasi dengan menggunakan alutsista dikurangi. Mungkin sang presiden khawatir banyak pesawat yang nanti akan membumi lagi.
Ketika aku mengikuti Latihan Dasar Bela Negara di Dodik Bela Negara Rindam Diponegoro, aku dinasihati oleh salah satu petinggi TNI, beliau bilang:
“kamu lihat bagaimana fasilitas pendidikan ini? semoga ketika kamu menjadi pemimpin nanti bisa merubah tempat ini, ya mudah-mudahan seperti West Point lah, Indonesia itu sangat luas, kalau pendidikan prajurit kita seperti ini, ya bagaimana menurutmu?”
Aku menyadari bahwa yang perlu dinaikan anggaran bukan hanya alutsista semata. Banyak fasilitas lainnya yang harus segera dibenahi, seperti institusi pendidikan militer dan lain-lain. Huaaaahhh ngantuk, udah ah capek ngeluh mulu. Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz