“lho wan bukannya kamu jago masak? masak garam? Hahahha”
Iya emang aku gak bisa masak selain telur dadar, mie instan & air. Soalnya aku males banget kalo berhubungan dengan kompor.
“Terus si Dhea gimana? Kan dia cewek?
Walah dia aja gak bisa ngebedain mana minyak tanah mana minyak goreng. Mana ketumbar mana merica. Akhirnya makan siang kelompok 6 tanpa nasi karena nasi yang kita buat gak jadi. Gosong hahahha. Kita Cuma makan tempe dan sosis
“Wuaaaaah sosis, enak tuh”
Yee biarpun makan sosis tetep aja kalo gak ada nasi gak afdol. Untung aku bawa roti tawar, jadi tempe+sosis+roti+saus. Jadi deh burger darurat.
Observasi Peternakan Sapi
Setelah makan siang, kegiatan penting pun dimulai. Kita melakukan observasi. Ada 3 tempat, yaitu tempat pelelangan ikan (TPI), peternakan, dan pertanian. Kelompok aku kebagian peternakan. Waaah padahal aku kan pengen yang TPI biar bisa lihat pantai.
[caption id="attachment_153" align="alignnone" width="300" caption="Wehehehe berfoto bareng Pak Sapi"][/caption]
Ternyata ada juga yah peternakan sapi di daerah pesisir. Awalnya aku kira sapi-sapi itu makan daun bakau. Hehehehe
“Ye Iwan, orang-orang di padang pasir apa makan kaktus? Nggak kan?”
Observasi kita paling cepat diantara temen-temen yang lain. Mungkin aku menerapkan aturan di menwa. Lebih cepat lebih baik, lebih cepat, cepat istirahat. Aku iseng-iseng ke lantai paling atas Museum Alam. Di sini aku bisa melihat keindahan pantai selatan termasuk Parangtritis yang berlatar belakang tebing.Masyaallah indah banget. Inilah pertama kali aku melihat pantai selatan. Hmmmm istana Nyi Roro Kidul dimana yah???
[caption id="attachment_154" align="alignnone" width="300" caption="Akhirnya bisa menikmati suasana Pantai Selatan"][/caption]